BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Alignment merupakan salah satu proses pemeliharaan atau perawatan
pada elemen mesin pemindahan putaran
atau daya, agar perlengkapan yang digunakan
dapat berfungsi secara maksimal dan mencegah kerusakan elemen-elemen mesin
lainnya pada perlengkapan mesin akibat kesalahan pada saat pemasangan atau
pemeliharaan.
Guna
memperpanjang masa penggunaan suatu mesin maka sangat diperlukan perawatan pada
mesin-mesin, salah satu caranya yaitu dengan melakukan alignment pada mesin tersebut.
Pada
laporan ini penulis akan membahas alignment pada mesin uji lelah yang berada di
bengkel teknologi mekanik.
1.2
Tujuan percobaan
Alignment
dilakukan untuk memelihara elemen mesin pemindah putaran atau daya, yang
meliputi :
- Merawat sabuk penggerak ”vee” agar tahan lama
- Merawat puli dan mengukur toleransinya yang diizinkan.
- Merawat atau memeriksa kebengkokkan poros penggerak.
BAB II
TEORI DASAR
2.1
Pengertian Alignment
Alignment
adalah proses pensejajaran sumbu pemutar dan terhadap sumbu yang diputar.
Proses
alignment dilakukan pada saat bagian mesin yang berputar tidak sejajar dan tidak sebaris dengan sumbu porosnya. Tanda-tanda
gejala awal yang terjadi bahwa mesin tersebut perlu di alignment adalah :
-
Terjadinya getaran yang tidak normal disekitar
komponen, terutama pada poros timbul suara yang tidak normal
-
Terjadinya
panas yang berlebihan pada bantalan.
-
Penyimpangan
menyudut sumbu poros arah vertikal dan arah horizontal.
-
Penyimpangan
kesebarisan puli.
-
Sabuk
”vee” tidak tahan lama.
Bagian-bagian yang di alignment pada mesin uji
adalah :
-
puli
-
poros pengerak
-
kedudukan mesin
2.2
Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin Perkakas
Mesin Bor.
Salah
satu mesin perkakas yang peling sederhana yang digunakan dalam produksi dan
pengerjaan adalah mesin bor atau gurdi. Pengeboran adalah membuat lubang pada
sebuah objek dengan menekan sebuah perkakas atau mata potong yang sedang
berputar. Pahat potong (mata bor) pada umumnya dibuat berbentuk helix, yang
berfungsi untuk mrmungkinkan lewatnya serpihan dan fluida pemotong.
2.3
Bagian-Bagian Mesin Bor
Bagian utama mesin bor antara lain:
a.
tiang penyangga
b.
ulir pengangkat
c.
meja
d.
motor
e.
spiddel dan chuk
f.
box pengatu kecepatan
g.
tuas penekan
2.4
Jenis-jenis penyimpangan pada alignment
a.
Penyimpangan pada sabuk penggerak “vee” dan puli
Sabuk penggerak “vee” adalah sabuk yang menghubungkan
antara poros penggerak dan poros yang digerakkan.
Biasanya penyimpangan yang terjadi pada puli yang tidak centerline
sehingga sabuk dan puli cepat rusak.
b.
Penyimpangan pada kedudukan mesin
Salah satu penyebab tidak banyak kita ketahui, bahwa
kedudukan inilah yang mempengaruhi kinerja mesin atau hasil dari penyayatan
benda kerja yang kita bor, jika kedudukan mesin tidak normal maka hasil dari
pengeboran terlalu dalam dan tidak sejajar.
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
3.1 Alat-alat
Sebelum melakukan pengerjaan Alignment,
persiapkan terlebih dahulu semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
Peralatan perkakas yang dibutuhkan adalah :
.
·
Kunci 10 pas ring
·
Obeng negative
·
Kunci L
·
“ Exractor “ luar
Alat
ukur yang dibutuhkan adalah :
·
Jangka Sorong
·
Mistar Ukur
·
Dial Indiukator
·
Micrometer
3.2 Bahan
Bahan praktek yang digunakan adalah sebuah
mesin bor yang berada di lab Mekanik mesin dengan komponen yang di alignment
yaitu :
·
Puli
·
Sabuk penggerak “vee”
·
poros
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KERJA
4.1
Langkah-langkah kerja
Sebelum
melakukan pekerjaan alignment sediakanlah safety tools guna menghindari hal-hal
yang tidak kita inginkan. Adpun langkah-langka kerja untuk melakukan alignment
adalah: .
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan
2. Gunakan peralatan sesuai pada tempatnya
3. Periksa setiap bagian poros, puli dan
sabuk penggerak pada saat motor sebelum bekerja maupun sedang bekerja.
4. Lakukan pengukuran untuk menentukan
ketegak lurusan, kebulatan dan kehausan pada puli menggunakan dial indicator.
5.
Lakukan pemeriksaan kebengkokan pada poros penggerak
dan poros yang digerakkan, Gunakan dial indicator.
6.
lumasi oli / pelumas pada bagian – bagian yang terjadi
gesekan.
7.
lakukan penyetelan / nglepel pada kedudukan mesin agar
terjadi keseimbangan.
8.
Tulislah setiap hasil pemeriksaan.
9.
bersihkan tempat kerja setelah mengaligment
4.2 Gambar
kerja
Gambar 1: Mesin Bor
BAB V
PERMASALAHAN
5.1 Analisa
Data
5.1.1
Analisa data pada puli
Dari survey yang dilakukan, maka hasil pengukuran untuk menentukan
diameter dalam, diameter luar dan lebar puli menggunakan jangka sorong.
Gambar 2: puli
Tabel 1 :
pengukuran Dimensi puli pada motor
Dimensi
|
D
|
D
|
B
|
Hasil pengukuran 1
|
13,9 mm
|
59,5 mm
|
13.5 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
59,5 mm
|
13,6 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
13,9 mm
|
82,2 mm
|
14,25 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
82 mm
|
14,25 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
13,9 mm
|
101,85 mm
|
13.8 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
101,85 mm
|
14
mm
|
Hasil pengukuran 1
|
82,4 mm
|
121,8 mm
|
14,4 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
82,4 mm
|
121,8 mm
|
14,1 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
111,6 mm
|
142,5 mm
|
15,9 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
111,6 mm
|
142,45 mm
|
15,75 mm
|
Tabel 2 :
Pengukuran Dimensi puli pada handle Bor
Dimensi
|
D
|
D
|
B
|
Hasil pengukuran 1
|
14 mm
|
59,5 mm
|
13.6 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
59,5 mm
|
13,6 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
14 mm
|
82,2 mm
|
14,25 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
82 mm
|
14,25 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
14 mm
|
101,8 mm
|
13.8 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
14 mm
|
101,8 mm
|
14
mm
|
Hasil pengukuran 1
|
82,4 mm
|
121,8 mm
|
14,4 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
82,4 mm
|
121,8 mm
|
14,1 mm
|
Hasil pengukuran 1
|
111,6 mm
|
142,5 mm
|
15,9 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
111,6 mm
|
142,45 mm
|
15,75 mm
|
Pengukuran untuk menentukan ketegaklurusan, kebulatan dan keausan alur
“vee” pada puli menggunakan dial indikator.
Gambar
3. puli
Tabel 3 : pengukuran
kebulatan dan ketegak lurusan pada Puli
Langkah
Pengukursn
|
Ukuran kebulatan
|
Ukuran ketegaklurusan
|
Hasil pengukuran 1
|
8°
|
15°
|
Hasil pengukuran 2
|
9°
|
12°
|
Tabel 4 : pengukuran keausan pada Puli
Langkah
pengukuran
|
Keausan
|
|
Bidang 1
|
Bidang 2
|
|
Hasil pengukuran 1
|
10°
|
9°
|
Hasil pengukuran 2
|
9°
|
8°
|
5.1.2
Analisa data pada sabuk penggerak “vee”
Dari pengamatan yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Sabuk tidak terjadi kerusakan
Gambar 4. Sabuk vee
5.1.3
Analisa data pada poros dudukan puli
Lakukan
pemeriksaan kebengkokkan terhadap poros sistem penggerak dan digerakkan
Gambar 5.motor
listrik
Tabel 5 :
kebengkokan Poros pada motor
Kebengkokan
Poros
|
||
Hasil
Pengukuran 1
|
5
|
5
|
Hasil
Pengukuran 2
|
6
|
5,5
|
Lakukan pengukuran diameter luar poros
dudukan puli menggunakan jangka sorong.
Gambar 6. Poros
dudukan puli
Tabel 6 : Analisa data pada poros dudukan puli
Langkah
Pengukuran
|
Posisi 1
|
Posisi 1
|
||
A
|
b
|
A
|
b
|
|
Hasil pengukuran 1
|
34,47 mm
|
34,45 mm
|
32,30 mm
|
32,35 mm
|
Hasil pengukuran 2
|
34,47 mm
|
34,45 mm
|
32,30 mm
|
32,35 mm
|
Periksa suaian diantara pasak dengan
dudukan pasak pada poros dan puli perbaiki apabila terjadi kerusakan.
Gambar 7. Dudukan
pasak
Hitung besar defleksi yang diinginkan
berdasarkan jarak diantara sumbu pusat poros pada saat pemasangan
Gambar 8. defleksi
a. Jarak antara sumbu pusat poros =
383 mm
b. Besar defleksi yang diizinkan =
30 mm
c. Besar defleksi yang dipasang =
25 mm
d. Gaya yang dibutuhkan untuk mencapai
defleksi = 10 kg
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
Setelah
dilakukan pengamatan pada sabuk penggerak, puli, poros dan kedudukan mesin,
maka dapat diberi kesimpulan. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :
6.1
Kesimpulan
- Pada kedua puli mengalami kehausan
- Pada kedua puli mengalami kebalingan.
- Pada poros mengalami kebalingan.
- Tidak ter jadi penyimpangan aligment
- Besar defleksi 25 mm
6.2. Saran
- Agar mesin dapat selalu beroperasi dengan baik,setiap komponen - komponenya harus selalu di periksa dan di rawat secara berkala.
- Ganti sabuk penggerak apabila sabuk sudah rusak.
- Periksa secara berkala kondisi kedudukan mesin agar mesin dapat digunakan semaksimal mungkin.
DAFTAR
PUSTAKA
- Politeknik Manufaktur Bandung
- Job sheet agliment lab perawatan dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar