PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sebagai
mana kita ketahui bahwa tiap – tiap material memiliki sifat – sifat mekanik
yang berbeda, sifat – sifat tersebut sangat bergantung dari struktur mikro yang
membentuk material itu sendiri. Dengan adanya struktur tersebut, suatu material
akan mempunyai keunggulan seperti daya tahan terhadap korosi, kekerasan tinggi,
mampu ditempa dan lain –lain. Semua hal ini dapat kita pelajari pada
Metalografi yaitu suatu ilmu atau percobaan yang memeriksa struktur mikro suatu
logam.
Sifat
– sifat tersebut harus diketahui oleh seorang teknisi apabila akan menggunakan
suatu bahan untuk membuat kontruksi, salah satunya adalah dengan melakukan
percobaan Metalografi. Metode pelaksanaannya adalah dengan cara menggerinda
salah satu ujung benda uji dengan rata dan halus.
Dalam
perkembangan teknologi sekarang ini , metode seperti ini sudah banyak digunakan
dalam industri. Terutama industri pengecoran logam dimana mereka dengan mudah
dapat mengatur kadar karbon baja / besi seperti yang diinginkan.
1.2
Manfaat
Percobaan
a. Dapat
melihat struktur dari suatu logam.
b. Dapat
mengetahui karakteristik suatu bahan.
c. Dapat
mengetahui dampak perlakuan panas dan media pendingin terhadap karakteristik
logam.
d. Dapat
melihat perbedaan setiap fasa logam yang diuji.
e. Bertambahnya
wawasan ketrampilan bagi para mahasiswa, yang selanjutnya dapat menjadi pengangan berharga dan mudah –
mudahan dapat diaplikasikan secara nyata.
1.3
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
1.
Mengamati
struktur mikro, butir kristal, batas butir, ukuran butir, dan jumlah butir.
2.
Mengamati
fasa – fasa yang ada pada logam.
3.
Mengamati
cacat pada logam.
4.
Mengetahui
pengaruh etsa dan waktu etsa terhadap struktur mikro.
1.4
Kompetensi
Pada
percobaan Metalugrafi, penggerindaan
benda uji haruslah sangat halus supaya tidak terlihatnya goresan, setelah benda uji di etsa baru akan
dilihat mikro struktur daripada logam tersebut dengan menggunakan mikroskop,
Sehingga kita dapat menentukan jenis logam tersebut dengan mengetahui
karakteristiknya.
TEORI DASAR
2.1 Teori Dasar
Pengujian
Metalografi merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur
suatu logam dan paduannya serta hubungannya dengan sifat-sifat logam dan
paduannya tersebut. Ada beberapa metode yang dipakai yaitu: mikroskop (optik
maupun elektron), difraksi ( sinar-X, elektron dan neutron), analasis (X-ray
fluoresence, elektron mikroprobe) dan juga stereometric metalografi. Pada
praktikum metalografi ini digunakan metode mikroskop, sehingga pemahaman akan
cara kerja mikroskop, baik optik maupun elektron perlu diketahui.
Pengamatan
metalografi dengan mikroskop umumnya dibagi menjadi dua, yaitu:
- Metalografi makro, yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 10 – 100 kali,
- Metalografi mikro, yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran diatas100 kali.
Sebelum
dilakukan pengamatan mikrostruktur dengan mikroskop maka diperlukan
proses-proses persiapan sampel.
2.1.1 Struktur
Mikro
Diagram
kesetimbangan fasa Fe-FeC adalah
alat penting untuk memahami struktur mikro dan sifat-sifat baja karbon.
Karbon
larut di dalam besi dalam bentuk larutan padat (solution) hingga 0,05% berat
pada temperatur ruang. Baja dengan atom karbon terlarut hingga jumlah tersebut
memiliki alpha ferrite pada temperatur ruang. Pada kadar karbon lebih dari
0,05% akan terbentuk endapan karbon dalam bentuk hard intermetallic
stoichiometric compound (FeC) yang dikenal sebagai cementite atau carbide. Selain larutan padat
alpha-ferrite yang dalam kesetimbangan dapat ditemukan pada temperatur ruang
terdapat fase-fase penting lainnya, yaitu delta-ferrite dan gamma-austenite.
Logam Fe bersifat polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda pada
temperatur berbeda. Pada Fe murni, misalnya, alpha-ferrite akan berubah menjadi
gamma-austenite saat dipanaskan melewati temperature 910°C.
Gambar 3.1 Diagram
fasa Fe-FeC
Pada temperatur yang lebih tinggi, mendekati 1400ºC
gamma-austenite akan kembali berubah menjadi delta-ferrite. (Alpha dan Delta)
Ferrite dalam hal ini memiliki struktur kristal BCC sedangkan (Gamma) Austenite
memiliki struktur kristal FCC.
Gambar 3.2 Struktur BCC Gambar 3.3 Struktur FCC
Ø Ferrite
Ferrite
adalah fase larutan padat yang memiliki struktur BCC (body centered cubic).
Ferrite dalam keadaan setimbang dapat ditemukan pada temperatur ruang, yaitu
alpha-ferrite atau pada temperatur tinggi, yaitu delta-ferrite. Secara umum
fase ini bersifat lunak (soft), ulet (ductile), dan magnetik (magnetic) hingga
temperatur tertentu, yaitu Tcurie. Kelarutan karbon di dalam fase ini relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kelarutan karbon di dalam fase larutan padat lain di
dalam baja, yaitu fase Austenite. Pada temperatur ruang, kelarutan karbon di
dalam alpha-ferrite hanyalah sekitar 0,05%. Berbagai jenis baja dan besi tuang
dibuat dengan mengeksploitasi sifat-sifat ferrite. Baja lembaran berkadar
karbon rendah dengan fase tunggal ferrite misalnya, banyak diproduksi untuk
proses pembentukan logam lembaran. Dewasa ini bahkan telah dikembangkan baja
berkadar karbon ultra rendah untuk karakteristik mampu bentuk yang lebih baik.
Untuk paduan baja dengan fase tunggal ferrite, faktor lain yang berpengaruh
signifikan terhadap sifat-sifat mekanik adalah ukuran butir.
Ø
Pearlite
Pearlite
adalah suatu campuran lamellar dari ferrite dan cementite. Konstituen ini
terbentuk dari dekomposisi Austenite melalui reaksi eutectoid pada keadaan
setimbang, di mana lapisan ferrite dan cementite terbentuk secara bergantian
untuk menjaga keadaan kesetimbangan komposisi eutectoid. Pearlite memiliki
struktur yang lebih keras daripada ferrite, yang terutama disebabkan oleh
adanya fase cementite atau carbide dalam bentuk lamel-lamel.
Ø
Austenite
Fase Austenite memiliki struktur
atom FCC (Face Centered Cubic). Dalam keadaan setimbang fase Austenite
ditemukan pada temperatur tinggi. Fase ini bersifat non magnetik dan ulet (ductile)
pada temperatur tinggi. Kelarutan atom karbon di dalam larutan padat Austenite
lebih besar jika dibandingkan dengan kelarutan atom karbon pada fase Ferrite.
Secara geometri, dapat dihitung perbandingan besarnya ruang intertisi di dalam
fase Austenite (atau kristal FCC) dan fase Ferrite (atau kristal BCC).
Perbedaan ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena transformasi fase pada
saat pendinginan Austenite yang berlangsung secara cepat. Selain pada temperatur tinggi, Austenite
pada sistem Ferrous dapat pula direkayasa agar stabil pada temperatur ruang.
Elemen-elemen seperti Mangan dan Nickel misalnya dapat menurunkan laju
transformasi dari gamma-austenite menjadi alpha-ferrite. Dalam jumlah tertentu
elemen - elemen tersebut akan menyebabkan Austenite stabil pada temperatur
ruang.
Ø
Cementite
Cementite atau carbide dalam
sistem paduan berbasis besi adalah stoichiometric inter-metallic compund Fe3C
yang keras (hard) dan getas (brittle). Nama cementite berasal dari kata
caementum yang berarti stone chip atau lempengan batu. Cementite sebenarnya
dapat terurai menjadi bentuk yang lebih stabil yaitu Fe dan C sehingga sering
disebut sebagai fase metastabil. Namun, untuk keperluan praktis, fase ini dapat
dianggap sebagai fase stabil. Cementite sangat penting perannya di dalam
membentuk sifat-sifat mekanik akhir baja. Cementite dapat berada di dalam
sistem besi baja dalam berbagai bentuk seperti: bentuk bola (sphere), bentuk
lembaran (berselang seling dengan alpha-ferrite), atau partikel-partikel carbide
kecil. Bentuk, ukuran, dan distribusi karbon dapat direkayasa melalui siklus
pemanasan dan pendinginan. Jarak rata-rata antar karbida, dikenal sebagai
lintasan Ferrite rata-rata (Ferrite Mean Path), adalah parameter penting yang
dapat menjelaskan variasi sifat-sifat besi baja. Variasi sifat luluh baja
diketahui berbanding lurus dengan logaritmik lintasan ferrite rata-rata.
Ø
Martensite
Martensite adalah mikro
konstituen yang terbentuk tanpa melalui proses difusi. Konstituen ini terbentuk
saat Austenite didinginkan secara sangat cepat, misalnya melalui proses
quenching pada medium air. Transformasi berlangsung pada kecepatan sangat
cepat, mendekati orde kecepatan suara, sehingga tidak memungkinkan terjadi proses difusi karbon. Transformasi
martensite diklasifikasikan sebagai proses transformasi tanpa difusi yang tidak
tergantung waktu (diffusionless time-independent transformation). Martensite
yang terbentuk berbentuk seperti jarum yang bersifat sangat keras (hard) dan
getas (brittle). Fase martensite adalah fase metastabil yang akan membentuk
fase yang lebih stabil apabila diberikan perlakuan panas. Martensite yang keras
dan getas diduga terjadi karena proses transformasi secara mekanik (geser)
akibat adanya atom karbon yang terperangkap pada struktur kristal pada saat
terjadi transformasi polimorf dari FCC ke BCC. Hal ini dapat dipahami dengan
membandingkan batas kelarutan atom karbon di dalam FCC dan BCC serta ruang
intertisi maksimum pada kedua struktur kristal tersebut.
Ø
Ladeburit
Merupakan
campuran halus antara fase perlite dan fase simentit, karena kandungan simentit
lebih banyak maka fase ladeburit mempunyai sifat yang sangat getas dan keras.
2.1.2 Diagram T-T-T Kurva S
Diagram
TTT juga disebut diagram S atau diagram transformasi isothermal. Dengan diagram
ini dapat dilihat perubahan struktur bila logam dibiarkan pada suhu konstan
tertentu.
Gambar 3.4 Diagram
TTT kurva S
Untuk memperoleh struktur
martensit, baja harus dicelupkan dengan cepat sehingga kurva pendinginan tidak
memotong kurva transformasi. Pada
kedua kurva TTT jelas bahwa sedikit di bawah temperatur kritis A, laju
transformasi rendah meskipun pada transformasi ini mobilitas atom cukup tinggi.
Hal ini disebabkan setiap perubahan fasa yang timbul akibat faktor permukaan dan energi regangan. Jika
temperatur dibawa ke lutut kurva, laju transformasi meningkat. Terjadinya
kelambanan pada proses ini disebabkan pada waktu pembentukan bainit temperatur
agak rendah. Pada bagian temperatur 250°C - 300°C ternyata transformasi berlangsung
sangat cepat. Untuk diagram fasa TTT hanya dapat diperlakukan pada baja karbon
rendah. Jika baja dicelup pada daerah di bawah 200°C maka akan terbentuk
martensit seiring baja tersebut dicelup dalam media pendingin ini, dan pada
suhu kritis terbentuk austenit stabil yaitu atom mulai bergerak secara acak.
Bentuk umum dari kurva transformasi-waktu-suhu berbeda untuk jenis baja. Perlu diketahui bahwa bentuk dari kurva
waktu-suhu-transformasi berbeda untuk jenis baja yang berlainan. Tergantung
pada kadar karbon unsur paduan,dan faktor besar butir austenit. Untuk itu agak
sulit untuk membentuk martensit pada pencelupan baja lipoeutektoid. Baja karbon
dengan komposisi eutectoid lebih mudah dikeraskan.
2.1.3 Proses Perlakuan Panas
Perlakuan panas adalah proses untuk memperbaiki
sifat-sifat dari logam dengan jalan memanaskan coran sampai temperatur yang
cocok, lalu dibiarkan beberapa waktu pada temperatur itu, kemudian didinginkan
ke temperatur yang lebih rendah dengan kecepatan yang sesuai. Perlakuan panas
yang dilaksanakan pada coran adalah pelunakan temperatur rendah, pelunakan, penormalan,
pengerasan dan penemperan. Heat treatment hanya bisa dilakukan pada logam
campuran yang pada temperatur kamar mempunyai struktur mikro dua fase atau
lebih. Sedang pada temperatur yang lebih tinggi fase-fase tersebut akan larut
menjadi satu fase. Cara yang dipakai ialah dengan memanaskan logam sehingga
terbentuk satu fase, kemudian diikuti dengan pendinginan cepat. Dengan cara ini
pada temperatur kamar akan terbentuk satu fase yang kelewat jenuh. Bila logam
dalam keadaan tersebut dipanaskan maka fase-fase yang larut akan mengendap.
Ø
Macam - macam perlakuan panas
Secara umum langkah pertama heat treatment adalah
memanaskan logam atau paduan itu sampai suatu temperatur tertentu, lalu menahan
beberapa saat pada temperatur tersebut, kemudian mendinginkanya dengan laju
pendinginan tertentu. Komposisi dari baja sangat mempengaruhi struktur mikro
yang akan terjadi, disamping perlakuan-perlakuan yang dialami logam atau baja sebelumnya.
Secara garis besar proses perlakuan panas dapat dibedakan menurut tingginya temperature
dan laju pendinginanya. Proses laku panas dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
· Proses perlakuan panas yang menghasilkan struktur yang
seimbang seperti :
Anealling,
normalizing.
· Proses perlakuan panas yang menghasilkan struktur yang tidak
seimbang seperti
halnya pada hardening.
1.
Anealling ( Pelunakan Coran )
Aniliasi ( pelunakan ) coran
dilakukan dengan memanaskanya sampai temperatur yang cukup tinggi kemudian
didinginkan perlahan-lahan dalam tungku yang dipakai untuk melunakan. Dalam
proses anealing baja harus dipanaskan melalui suhu pengkristalan kembali untuk
membebaskan tegangan–tegangan dalam baja. Kemudian mempertahankan pemanasanya
pada suhu tinggi untuk membuat sedikit pertumbuhan butir–butiran dan suatu
struktur austenit, eterusnya didinginkan secara perlahan-lahan untuk membuat
suatu struktur perlit. Baja menjadi cukup lunak sehingga dapat dikerjakan
dengan mesin.Baja anil kurang keuletanya dibandingkan dengan hasil laku panas
lainya akan tetapi baja anil membentuk geram yang baik sewaktu pemesinan.
2.
Normalizing
Normalisasi dilakukan untuk
mendapatkan struktur mikro dengan butir yang halus dan seragam. Proses ini dapat diartikan sebagai pemanasan
dan mempertahankan pemanasan pada suhu yang sesuai diatas batas perubahan diikuti
dengan pendinginan secara bebas didalam udara luar supaya terjadi perubahan
ukuran butiran-butiran. Hal tersebut membuat ukuran menjadi seragam dan juga
untuk memperbaiki sifat-sifat mekanik dari baja tersebut. Pada proses ini baja
dipanaskan untuk membentuk struktur austenit direndam dalam keadaan panas, dan seterusnya didinginkan secara bebas di
udara. Pendinginan yang bebas akan
menghasilkan struktur yang lebih halus daripada struktur yang dihasilkan dengan
jalan anealing. Pengerjaan mesin juga
akan menghasilkan permukaan yang lebih baik.
3.
Pengerasan
( Hardening )
Pengerasan biasanya dilakukan untuk memperoleh sifat
tahan aus yang tinggi atau kekuatan yang lebih baik. Pengerasan dilakukan
dengan memanaskan baja sampai ke daerah austenit lalu mendinginkanya dengan
cepat, dengan pendinginan yang cepat ini terbentuk martensit yang kuat. Temperatur
pemanasannya, lama waktu
tahan dan laju pendinginan untuk pengerasan banyak tergantung pada komposisi
kimia dari baja. Kekerasan maksimum yang dapat dicapai tergantung pada kadar
karbon dalam baja. Kekerasan yang terjadi pada benda akan tergantung pada temperature
pemanasan, waktu tahan dan laju pendinginan yang dilakukan pada proses laku panas,
disamping juga pada harden ability baja yang dikeraskan.
METODE PENGUJIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Pengujian
Adapun waktu dan tempat pengujian
yaitu pada tanggal 26 Oktober 2011 yang bertempat dilaboratorium fluida dan metrologi.
1.2
Alat – Alat Dan Bahan Yang Digunakan.
Peralatan
yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mesin gerinda dan perlengkapannya.
2. Mesin poles dan perlengkapannya.
3. Mikroskop metalografi dengan kamera
dan perlengkapannya.
Bahan – bahan yang dipergunakan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Benda uji.
2. Pasta
diamond : cenit 1 mikron.
3. Larutan
etsa nital.
Gambar 3.5 Mesin gerinda dan perlengkapannya
Gambar 3.6 Mesin poles dan perlengkapannya
Gambar 3.7 Mikroskop dan Komputer
3.3 Langkah Kerja
1.
Penggenrindaan
benda kerja.
2.
Pemolesan
benda kerja.
3.
Pengetsaan.
4.
Pemeriksaan
dengan mikroskop dan pemotretan.
3.3.1 Cara Kerja Mesin Gerinda
1.
Pilihlah
danpasangkan kertas ampelas mulai dengan ukuran yang paling kasar.
2.
Konrol
aliran air dengan kran.
3.
Setelah
aliran berjalan baik mulailah penggerindaan.
4.
Digerinda
pada tingkat yang setengah kasar dengan arah tegak lurus penggerindaan pertama.
5.
Digerinda
pada tingkat yang halus dengan arah tegak lurus penggerindaan kedua.
6.
Digerinda
pada tingkat yang lebih halus dengan arah tegak lurus penggerindaan ketiga dan
seterusnya.
7.
Setelah
selesai dan hasilnya halus maka dilanjutkan ke mesin poles.
Catatan
:
·
Pada
penggerindaan tekanan tangan jangan terlalu kuat.
·
Pendinginan
harus berjalan lancar untuk mencegah timbulnya panas yang mengakibatkan
perubahan struktur.
3.3.2 Cara Kerja Mesin Pemoles
1. Pasang kain ampelas khusus yaitu
polishing cloths.
2.
Konrol
aliran air dengan kran.
3.
Setelah
aliran berjalan baik mulailah pemolesan pada bagian penggerindaan .
4. Pemegan dilakukan secara otomatik
dengan menggunakan fasilitas Autopol attachments dimana benda uji dimasukkan
pada specimen holder ditekan dari atas oleh push rod pada bidang polesan yang
sangat luwes sehingga tidak terlepas dan dapat bergerak pada sumbunya.
5. Untuk proses pemolesan tekanan atau
beban yang diperlukan tergantung atas beberapa factor meliputi media pemolesan,
kecepatan putar piringan mesin dengan luas penampang benda uji.
6. Atur polishing fluid dispenser agar
cair, media pemoles dapat keluar secara normal.
7. Atur posisi kepala pemoles agar dapat
beroperasi sedekat mungkin dengan pinggir piringan mesin.
8. Mulai operasi dan ukur kecepatan
putaran.
9. Untuk mengatur kecepatan putaran gunakan speed adjustment ring dimana
ditempatkan dibawah fluid dispenser.
10.
Setelah diperoleh permukaan benda uji
yang halus, licin, dan rata seperti cermin , kemudian dilanjutkan dengan etsa
pada benda uji.
3.3.3 Cara – cara Pengetsaan
1. Teteskan larutan
etsa nital ke dalam cawan secukupnya.
2. Jepit benda
kerja dengan penjepit.
3. Celupkan benda
kerja selama 6 – 10 detik
4. Bersihkan benda
uji dengan air dan diteruskan dengan pembersihan menggunakan alkohol.
5. Keringkan benda
kerja dengan kertas pembersih.
6. Keringkan dengan
alat pengering.
7. Kemudian
dilanjutkan pada pemeriksaan struktur melalui mikroskop.
3.3.4 Cara
Pemeriksaan Dengan Mikroskop Dan Pemotretan
1.
Setelah benda uji benar – benar bersih, siapkan
mikroskop dan perlengkapannya.
2.
Pelajari fungsi dari setiap komponen.
3.
Letakkan benda kerja dibawah lensa.
4.
Mulailah mengamati dengan pembesaran yang paling
kecil (50X, 100X, 400X, 1000X).
5.
Mengamati struktur mikro dan mengambil image
(gambar) dengan pembesaran terkecil sampai terbesar .
6.
Variasikan titik fokus pengambilan gambar yang
standar.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Data
Hasil Pengamatan
Bahan etsa : tanpa
etsa
Pembesaran : Pembesaran
100X
Permukaan yang telah terlihat
seperti kaca dan mengkilap selesai digerinda sudah bisa dilihat permukaan untuk
tahap awal. Permukaan tersebut tampak seperti pada gambar 5.1 dibawah ini pada
pembesaran 100X.
Gambar 5.1 Benda uji Pembesaran 100X setelah digerinda
Gambar diatas
menggunakan pasta diamond cenit 1 mikron pada saat polishing. Pada tahap awal
pemeriksaan ini tidak terlihat struktur daripada logam walaupun kita memakai
pembesaran yang terbesar sekalipun, seperti yang terlihat pada gambar diatas
hanyalah garis – garis halus dan bercak hitam. Bercak hitam tersebut adalah
indikasi cacat yang berupa porositi dan garis – garis ( goresan ) halus pada
gambar disebabkan oleh pemotongan benda kerja pada saat permulaan pengujian
serta juga akibat dari tekanan tangan yang terlalu kuat pada saat penggerindaan
berlangsung. Hal ini tidak akan jadi masalah dalam pemeriksaan struktur logam.
Bahan etsa : Selama
5 detik
Pembesaran : Pembesaran
100X
Pembesaran 200X
Pembesaran 400X
Pembesaran 1000X
Setelah dilihat permukaan pada
tahap awal selanjutnya benda uji diberi larutan etsa dan dicuci dengan alkohol
selama beberapa detik bila melebihi waktu maka permukaan akan terlihat semacam
terbakar, oleh karena itu pengetsaan dilakukan selama 5 – 10 detik. Permukaan
tersebut tampak seperti pada gambar dibawah ini pada pembesaran 100X, 200X,
400X, dan 1000X.
Gambar 5.2 Benda uji Pembesaran 100X setelah etsa
Gambar 5.3 Benda uji Pembesaran 200X setelah etsa
Gambar 5.4 Benda uji Pembesaran 400X setelah etsa
Gambar 5.5 Benda uji Pembesaran 1000X setelah
etsa
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dan pengambilan
data maka dengan begitu kita dapat menganalisa data tersebut. Data yang akan
dianalisa yaitu pada benda uji yang telah dietsa dan dicuci alcohol dengan
pembesaran 1000X seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.6 Benda uji
Pembesaran 1000X setelah etsa
Dari hasil pengamatan dapat dilihat struktur
yang paling dominan terdapat dalam unsur baja karbon adalah struktur ferrite
dan pearlite baik pembesaran 100X, 200X, 400X, dan 1000X. Pada gambar terlihat
tampak sebagian hitam dan putih serta putih yang
dipisahkan oleh garis yang tidak beraturan. Bercak – bercak putih ini dinamakan
dengan ferrite yang memiliki sifat lunak (soft), ulet (ductile), dan
magnetik (magnetic) hingga temperatur tertentu, sedangkan bercak – bercak yang
tampak hitam dan putih pada gambar dinamakan dengan pearlite memiliki
sifat yang lebih keras dan kuat daripada ferrite, ini disebabkan oleh adanya
fase cementite atau carbide dalam bentuk lamel-lamel.
Garis yang tidak beraturan ini
adalah pembatas butir antara satu butir dengan butir lainnya oleh karena garis
pembatas tersebut maka dapat dilihat bahwa ukuran butir menjadi sangat beragam
mulai dari yang paling kecil, sedang hingga yang terbesar dengan bentuk yang
tidak beraturan juga.
Banyak jumlah
butir didalam logam ini pada pembesaran 1000X adalah sebagai berikut :
Jumlah butir : - Full :
-
Half :
Jadi jumlah butir secara keseluruhan pada
pembesaran 1000X ini berjumlah 18 butir.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan ini dan menganalisa data maka penulis adapt mengambil
kesimpulan berupa :
1. Dengan melakukan percobaan Metalugrafi maka
struktur dan fase yang terdapat pada suatu logam dapat diketahui, pada benda uji
ini terdapat fase ferrite, pearlite dan cementite.
2. Jika larutan
etsa dilakukan lebih dari 10 detik maka permukaan atau butir akan terlihat
semacam hangus.
3. Fase – fase pearlite, ferrite, cementite, martensite,
ladeburit adalah jenis – jenis mikrostruktur yang terdapat dalam logam ferro.
5.2 Saran
Adapun
saran yang ingin disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pengujian setiap mahasiswa
sudah harus memahami teori dan proses praktikum.
2. Sebelum melakukan percobaan hendaknya alat
dan perlengkapannya disiapkan terlebih dahulu.
3. Kesabaran dalam menggerinda benda uji
sangatlah diperlukan.
Get Up To £10 Free No Deposit Bonus at Slots.lv Casino
BalasHapusClaim an awesome 안전한사이트 welcome bonus of 백 스트레이트 up to £10 + 200 free mlb 분석 spins 무료슬롯머신 in casino games. Join Slots.lv 하랑 도메인 Casino and claim your £10 casino bonus.
Casinos and sports betting coming to Vegas! - JTM Hub
BalasHapusLas 사천 출장샵 Vegas, Nevada, United States — We're excited to 익산 출장샵 announce the opening of Casino Gaming 전라남도 출장안마 in 강릉 출장마사지 Vegas! JTM 춘천 출장마사지 offers cutting-edge live casino gaming